Senin, 21 Maret 2011

askep blader neoplasma

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA


  • Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih.
  • Cancer tersering pada saluran kemih.
  • Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker
  • Sering pada usia 50 – 70 tahun
  • Laki-laki 2 – 3 kali dari wanita

FAKTOR RESIKO
  • Paparan dari sigaret rokok (mayor)
  • Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli

PENGKAJIAN
        • Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine
        • Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik.
        • Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan.

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK
        • Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine.
        • Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi.
        • Sitologi.
        • IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal.
NURSING INTERVENSI
  1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi .

Kriteria:
Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik

Intervensi :
  • Pemberian anti spasmodik
  • Peningkatan asupan cairan klien
  • Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis.
  • Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus

  1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan diversi urine

Kriteria:
Klien mengerti tentang pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan perawatan diversi urine ditandai dengan pernyataan klien dan kemampuan demonstrasi terhadap perawatannya.

Intervensi :
  • Persiapan preop klien yang mengalami diversi urine.
  • Pendidikan mengenai diversi urine.
  • Mendorong penerimaan terhadap fakta dan hasil eliminasi urine melalui kulit rektum atau stoma khusus.
  • Persiapan fisik dan emosi secara umum.
  • Perlu perhatikan saluran cerna : non residu diet untuk beberapa hari, sterilisasi usus, enema atau katartic.
  • Seleksi klien sebelum pemasangan stoma
  • Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine.
  • Bersihkan stoma dengan sabun, air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine.

  1. Gangguan eliminasi urine (disuria ) berhubungan dengan adanya tumor.

Kriteria:
Klien akan terdiagnosis dini untuk mengeliminasi dysuria.

Intervensi :
  • pemasangan indwelling kateter.
  • CBI untuk mencegah blood clot
  • Intervensi pada TUR – P (intek cairan, analgesik dan antispasmodik seperlunya)

      1. Gangguan harga diri dan body image
Perubahan route aliran dan miksi akan merubah self image meliputi perubahan emosi, Psikososial dan reaksi persepsi

Kreteria :
Klien akan mempunyai konsep diri, body image dan self esteem yang normal setelah Diversi urine.

Intervensi :
  • Konseling preoperasi : perubahan anatomi fisiologi dan kemungkinan afeknya Pada klien
  • Konseling cara mempertahankan gaya hidup
  • Bantu klien mencari stoma dan menerimanya sebagai bagian hidupnya
      1. INJURI, HIGH RISK bd. Komplikasi post op (perdarahan, paralitik illeus, iskemic stoma, bloking kateter urethral

Kriteria :
Klien tak akan mengalami komplikasi post op ditandai tanda vital normal, suara bising usus aktif dalam 3 – 4 jam post operasi, stoma merah muda, produksi urine 30 - 60 ml / jam.

Intervensi :
  • Monetor rurin tanda vital
  • Inspeksi insisi
  • Hubungan nefrostomi tube pada bed side drainage
  • Jaga sistem drainage tertutup
  • Jaga patensi tube drainage untuk mencegah obstruksi
Intervensi postop diversi secara umum
  • Ukur output urine setiap jam / 24 jam pertama, selanjutnya setiap 8 jam
  • Check kebocoran ostomy back dan kulit terhadap iritasi tiap 4 jam, kemudian 8 jam
  • Inspeksi stoma tiap jam / 24 jam post op
  • Catat ukuran stoma, bentuk dan warna. Warna sianotic stoma, insufisiensi supply darah
  • Penyebab insufisiensi : tehnik pembedahan, pemasangan plate yang terlalu kecil
  • Periksa tanda peritonitis akibat kebocoran anastomis
  • Observasi perdarahan

      1. Skin integrity, High Risk impaired b.d iritasi periostomal.

Kriteria :
Klien tidak akan berkembang pada gangguan integritas kulit, atau iritasi periotomal yang ditandai kulit intact dan bersih

Intervensi :
        • Check pH urin
        • Check kantong urine terhadap kebocoran dan apakan kulit sensitif terhadap bahan tersebut
        • Ganti kantong selama tidak bocor (terlalu sering diganti menyebabkan iritasi)
        • Selama kantong diganti biarkan kontak dengan udara sebanyak mungkit
        • Berikan nystatin pada sekitar stoma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar